In the name of Allah, The Most Gracious, The Most Merciful.
First, thank you to My Lord, My One and Only, Allah Subhanahu Wata'alaa who has given me a chance to stay alive. Even my hero has gone, but his love will never burried. (I can feel that ofc). Alhamdulillah..
Lahir 5 Mei 1999 sebagai anak pertama dari 3 bersaudara. Memiliki sesosok ayah yang sudah menghadap-Nya sejak 29 September lalu, seorang ibu yang luar biasa tegarnya, adik perempuan yang cantik, dan adik laki-laki sebagai pelindung keluarga kelak ketika dewasa.
Kini bersekolah di Man Insan Cendekia Serpong, Tangerang. Kembali lagi bersekolah asrama setelah berasrama juga di sekolah sebelumnya, SMPIT Iqro. Alhamdulillah, saya bersekolah di sini karena banyak faktor. Bukan hanya usaha dan do'a saya. Tapi juga dukungan almarhum ayah, dan ibu saya. Dukungan teman-teman dan sanak saudara. Do'a-do'a terpanjatkan setiap selesai solat.
Jujur saja, saya bukan tipe orang yang suka belajar 'anteng' di meja belajar. Saya juga bukan tipe orang yang sering tidur malam akibat belajar. Bukan juga tipe orang yang sangat terpuruk jika mendapat nilai kurang dari standar. Saya pikir saya orang yang santai, sangat santai bahkan. Tapi kalau ada yang serius, saya juga serius. Teman-teman saya di asrama sering belajar, ada yang sampai tengah malam, ada yang membawa buku kemana-mana, tapi ada juga sih yang baru belajar subuh harinya.
Saya masuk jurusan IIS, atau IPS. Karena ternyata bidang saya adalah sosial dan seni. Mungkin karena itu juga saya jadi santai(?). Orang tua saya tidak pernah mendoktrin saya dengan doktrin-doktrin berat. Kamu harus ini, kamu harus itu. Mereka lebih memberi saya kebebasan. Kebebasan yang masih diawasi. Bukan bebas berarti sangat semaunya. Kalau saya salah, saya dimarahi. Mereka selalu menyontohkan apa yang seharusnya saya lakukan, misal, ketika meja belajar saya berantakan, mereka membereskannya, barulah saya sadar, ooh saya harus membereskannya sendiri. Ayah saya selalu solat tepat waktu, setelah adzan, ambil wudhu, lalu mengajak berjamaah, kalau saya ga ikut jamaah, ayah saya tidak marah. Karena mereka percaya, anak-anaknya sudah besar, bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk. Mana yang pantas dicontoh, mana yang tidak. Satu hal yang saya sangat ingat, mereka hanya membolehkan saya menginap di rumah teman, setahun sekali. Mereka pikir, kita sudah punya rumah, kenapa harus nginep di rumah orang? Ayah saya pasti jemput saya mau jam berapapun itu. Ayah saya selalu menghindari saya berangkat sendiri, bukannya saya tidak diinginkan mandiri, melainkan rawan anak perempuan kemana-mana sendiri.
Kalau saya ingin sesuatu, saya bilang orang tua saya. Besoknya? Langsung ada. Dituruti kalau memang itu kebutuhan sekolah atau kebutuhan lainnya. Kesukaan saya terhadap menulis dan menggambar juga tidak dibatasi. Kecuali, barang-barang mahal, saya diwajibkan untuk menabung terlebih dahulu. Katanya, agar bisa menghargai uang, menghargai barang sendiri, menjaga barang sendiri.
I'm so thankful that I have a lot of amazing teachers. Mulai dari tk sampai SMA ini. Sosok Miss Yuna, guru bahasa inggris saya di SMA membuat saya semakin cinta bahasa dan sastra inggris. Beliau amat sangat disiplin, tetapi ramah. Bicara soal bahasa inggris, terpikir lagi, saya ingin mengambil kuliah sastra inggris, insya Allah. Saya sempat ingin mengambil langsung ke luar negeri. Tapi setelah saya pikir-pikir, apa salahnya di rumah sendiri dulu? Indonesia juga punya universitas-universitas kece. Pilihan kedua, Komunikasi. Saya suka berbicara dengan orang, tapi saya butuh latihan jika berbicara di depan orang banyak. Public speaking saya kurang.
Sewaktu SMP saya mendapat banyak kesempatan untuk pengalaman baru. Mulai dari pergi ke Jogja-dengan social event, Merapi Program 3&4- sampai naik gunung dan ke negara tetangga. Alhamdulillah..
24 NOV 2014, waktunya UAS SEMESTER 1. BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM :D
Intinya, Fabiayyi 'aala i robbikuma tukadzdzibaan? :)
Apakah ada alasan untuk tidak bersyukur?
Pasti selalu ada alasan untuk bersyukur.
Intinya, Fabiayyi 'aala i robbikuma tukadzdzibaan? :)
Apakah ada alasan untuk tidak bersyukur?
Pasti selalu ada alasan untuk bersyukur.
notes: tulisan ini sama sekali tidak berniat riya ataupun sombong. saya harap ada pelajaran yang bisa diambil dari artikel saya kali ini.