Jepang yang terkenal akan anime dan teknologinya yang canggih memang patut
diacungi jempol. Tidak jarang remaja Indonesia atau bahkan di dunia, mengagumi
Jepang beserta karya-karyanya, dari mulai manga, fashion mode, sampai teknologi
canggihnya seperti automotif dan berbagai jenis robot. Jepang berhasil
membangun kembali negaranya dari 0 dan melakukan Politik Isolasi yang merupakan
kebijakan menutup diri dari negara-negara barat. Kebijakan Sakoku ini
ditetapkan oleh Shokun Tokugawa pada tahun 1639. Jepang melepaskan hubungan
bilateral maupun multilateralnya dengan negara-negara barat. Namun pada tahun
1854, Comodor Perry datang ke Jepang dengan "Kapal Hitam"nya dan
didesaklah Jepang untuk menandatangani Perjanjian Kanagawa. Perjanjian tersebut
berisikan kesediaan Jepang untuk membuka pelabuhan-pelabuhannya untuk
kapal-kapal dari Amerika. Perjanjian itulah yang menjadi akhir dari Politik
Isolasi yang telah berjalan selama 200 tahun.
Melihat Amerika yang maju, Jepang merasa ketinggalan
dan kemudian menyadarkan Meiji untuk mewujudkan Restorasi Meiji yang menjadi
awal era modern Jepang. Meiji mengutus beberapa pejabat Jepang ke Amerika
Serikat dan Eropa untuk mempelajari seluk-beluk kemajuan barat serta ideologi
yang mendasari kemajuan itu. Misi itu disebut dengan Misi Iwakura.
Semenjak menjalani misi iwakura, Jepang menjadi ambisius untuk melakukan
pertumbuhan negaranya. Jepang kemudian menjadi negara yang imperialis. Jepang
membutuhkan 3 hal untuk pertumbuhannya dan melawan sekutu/allinace dalam perang
pasifik, yakni:
1. pasokan bahan mentah yang stabil
2. pelayaran yang aman
3. pasar bagi hasil industri-industrinya
Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendarat di
Tarakan, KalTim. Mengapa Tarakan? Karena Jepang ingin menguasai tanaman jarak
yang ada di tarakan untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk kepentingan
perangnya. Sampailah Jepang menguasai seluruh Indonesia pada tanggal 9 Maret
1942 yang ditandai dengan Perjanjian Kalijati, 8 Mar 1942, Belanda menyerahkan
Indonesia pada Jepang. Dengan membebaskan Indonesia dari jajahan Belanda,
masyarakat Indonesia amat senang dan membuat mereka beranggapan positif kepada
Jepang. Jepang pun berhasil menarik simpatik masyarakat Indonesia dengan
memberikan janji kemerdekaan.
Dalam menguasai Indonesia, Jepang tidak hanya menguasai
sumber daya alam dan daratan, tetapi juga memanfaatkan masyarakat Indonesia
untuk dijadikan sebagai alat pembantu pekerjaan mereka. Jepang membentuk
berbagai macam organisasi semi maupun resmi militer yang beranggotakan pria
maupun wanita Indonesia. Tidak hanya itu, Jepang juga memberlakukan kerja paksa
seperti yang dilakukan oleh barat, kerja paksa ini dinamakan Romusha.
Berikut organisasi semi-militer yang dibentuk Jepang:
1. Seinendan - Barisan Pemuda yang dibentuk untuk mendidik dan melatih pemuda
agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
Organisasi ini berisikan pemuda kurung usia 14-22 tahun,
2. Keibodan - Barisan Pembantu Polisi yang dibentuk bersamaan dengan Seinendan
yang ditempatkan langsung dibawah pengawasan polisi. Di Sumatera, organisasi
ini disebut Bogodan, sedangkan di Kalimantan, organisasi ini disebut dengan
Borneo Konan Hokokudan.
3. Gakukotai - Barisan/ Laskar Pelajar.
4. Jibakutai - Pasukan Berani Mati.
5. Seinentan - Barisan Pemuda.
6. Fujinkai - Barisan Wanira yang berisikan wanita Indonesia yang dilatih juga
dalam kemiliteran untuk ikut memperkuat pertahanan. Para wanita ini pun
ditugaskan untuk mengumpulkan perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan.
7. Syusintai - Barisan Pelopor yang dibentuk pada tanggal 1 November 1944
dengan pemimpin Ir. Soekarno. Organisasi ini berfungsi dalam memanfaatkan
kesempatan untuk menanamkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda.
Sedangkan organisasi militer yang dibentuk Jepang, yakni:
1. Heiho - Pembantu Prajurit Jepang yang ditempatkan dalam AD maupun AL untuk
membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya/ Pasifik. Tidak hanya pelatihan
militer, pemuda Indonesia yang tergabung dalam Heiho juga diberikan ilmu
keterampilan mengendalikan senjata, pesawat, dan tank.
2. PETA - Pembela Tanah Air yang kemudian menjadi cikal bakal Tentara Negara
Indonesia.
Pak Erwin, guru Sejarah Indonesia di sekolah saya
menanyakan, "Jadi, menurut kalian, kemerdekaan Indonesia itu hasil
pemberian Jepang atau hasil perjuangan Indonesia sendiri?"
Berdasarkan buku yang saya baca, buku pelajaran Sejarah Indonesia yang
diterbitkan oleh Penerbit Erlangga, dengan yakin, maka jawaban saya...
"Tidak, kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian
Jepang melainkan perjuangan Indonesia sendiri. Memang Jepang memberikan janji
kemerdekaan, namun, janji yang diberikan itu tanggal 24 Agusutus 1945. Janji
tersebut diucapkan oleh Jenderal Terauchi yang mengundang Ir. Soekarno, Dr,
Moh. Hatta dan Drs. Radjiman Wedyodiningrat ke markas pusat Jepang di Dalat,
Vietnam pada tanggal 7 Agustus 1945. Janji itulah yang kemudian membuat
Soekarno dan para golongan tua lainnya bersikukuh untuk memproklamasikan
kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945 pada saat golongan muda bersemangat
dan mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasaikan kemerdekaan.
Bagaimana bisa golongan muda mendesak para golongan tua untuk melakukan hal
tersebut? Bisa saja, karena golongan muda telah mendengar siaran dari radio
British Broadcasting Corporation (BBC) tentang berita bahwa Jepang akan
menyerah pada sekutu dikarenakan 2 bom yang dijatuhkan sekutu di atas 2
kota Jepang, yakni Hiroshima (7/08/45) dan Nagasaki (9/08/45). Namun, saat
didesakpun Soekarno memiliki pertimbangan, yakni:
1. belum ada kepastian Jepang sudah kalah dan menyerah pada sekutu. Beliau khawatir
jika memproklamasikan kemerdekaan tanpa restu Jepang malah akan memicu
pertumpahan darah.
2. waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan adalah sesuai dengan
yang dijanjikan Jepang (24/08/45), maka beliau menunggu keputusan dari PPKI
yang merupakan lembaga bentukan Jepang.
2 pertimbangan itulah yang kemudian membuat golongan muda menganggap bahwa
Soekarno-Hatta telah tunduk pada campur tangan Jepang. Kemudian, pada tanggal
15 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo pergi ke kediaman Mayjen
Yamamoto, kepala pemerintahan militer Jepang di Indonesia, untuk
mengonfirmasikan apakah benar Jepang sudah menyerah pada sekutu. Namun ternyata
Yamamoto tidak ada di kediamannya. Pergilah mereka ke kediaman Laksamana Maeda
yang kemudian Laksamana Maeda membenarkan berita tersebut dan mempersilakan
PPKI untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan kemerdekaan. Maka para
golongan tua pun berencana untuk mengadakan rapat PPKI pada tanggal 16 Agustus
2015 pukul 10.00. Namun, golongan muda tetap bersikeras dalam mendesak golongan
tua. Dilakukanlah "penculikan" Soekarno-Hatta pukul 04.00 dan dinamai
Peristiwa Rengasdengklok, karena mereka diasingkan ke Rengasdengklok.
Disana, terjadi perdebatan antara Wikana (perwakilan gol.muda) dan Achmad Soebardjo
(perwakilan gol.tua) yang kemudian berakhir dengan kesepakatan "proklamasi
dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945". Dengan kesepakatan itulah akhirnya
seluruh tokoh kembali ke Jakarta meskipun rapat PPKI dibatalkan. Mereka
mempersiapkan naskah proklamasi. Pada tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya,
Indonesia merdeka dan bebas dari penjajahan manapun atas perjuangannya
sendiri."
Sekian, terimakasih. :)
Simak info berita terupdate, terhangat nasional dan internasional selebritis, politik, bola, moto GP, teknologi, otomotif gaya hidup terkini di indonesia hanya di sini berita terkini
BalasHapus