Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Raja Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358 M. Kerajaan ini merupakan kerajaan lanjutan dari
Kerajaan Salakanegara yang berdiri pada tahun 130 M dan runtuh pada tahun 362
M. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu yang merupakan kerajaan
tertua di Pulau Jawa dan tertua ke-2 di Indonesia. Bukti keberadaan kerajaan
tarumanegara juga didapatkan dari seorang musafir asal Cina yang singgah di
Ye-Po-Ti (Pulau Jawa) tepatnya di Kerajaan To-Lo-Mo (Taruma) pada tahun 414 M.
Musafir itu bernama Fa-Hsien, ia melihat rakyat di dalam kerajaan tersebut
sangat tunduk kepada rajanya sehingga menganut agama yang sama dengan rajanya,
yaitu agama hindu. Raja yang sedang berkuasa di zaman itu adalah Raja
Purnawarman.
 |
Jawa Barat, Wilayah Kekuasaan Tarumanegara |
Wilayah kekuasaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta,
Bogor dan Cirebon, seperti yang tertulis di prasasti tugu (417 M), beribu kota
di Sundapura, maka dari itulah muncul nama Sunda sebagai suku di zaman
sekarang.
Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman (395 - 434 M) yang merupakan raja ketiga dari
Kerajaan Tarumanegara. Bukti kejayaannya meliputi:
- · dibangunnya pelabuhan dan beberapa sungai
sebagai sarana perekonomian.
- ·
menaklukan raja-raja kecil di Jawa Barat yang
belum mau tunduk.
- ·
menggali kali gomati sepanjang 6122 busur/tombak atau sepanjang 12 km, wilayahnya meliputi Bogor dan Pandeglang
yang dibangun untuk mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga
digunakan sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran
perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan
daerah-daerah di sekitarnya. (tertulis di Prasasti Tugu)
Sedangkan, kerajaan ini mengalami keruntuhan yang belum
dapat diketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih mengirimkan utusannya
ke cina sampai tahun 669 M. Setelah itu tidak didapatkan lagi berita.
Kemungkinan Tarumanegara ditaklukan Sriwijaya (seperti halnya tertulis dalam
Prasasti Prasasti Karang berahi). Sehingga dapat di duga runtuhnya Tarumanegara
sekitar tahun 669 M oleh serangan Sriwijaya pada masa pemerintahan Raja
Linggarwarman.
Peninggalan kerajaan Tarumanegara salah satunya adalah
prasasti yang ditemukan di berbagai daerah Jawa Barat. Namun, dari 7 prasasti,
hanya 4 yang baru terbaca tulisannya, sedangkan 3 sisanya belum bisa diketahui.
 |
Prasasti Ciaruteun |
- ·
Prasasti Ciaruteun atau
Ciampea yang bertuliskan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang
terdiri dari 4 baris. Prasasti ini juga terpampang jejak kaki Raja Purnawarman
yang saat itu berkuasa.
- ·
Prasasti Jambu atau Pasir Koleangkak, yang juga bertuliskan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya
memuji pemerintahan raja Purnawarman.
- ·
Prasasti Pasir Awi, berpahatkan
gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan juga berpahatkan
gambar sepasang telapak kaki.
 |
Prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di Bogor |
- ·
Prasasti Kebon Kopi, adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan
tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
- ·
Prasasti Muara Cianten, tertulis
dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan
telapak kaki.
- ·
Prasasti Cidanghiyang atau Lebak,
berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
 |
Prasasti Tugu yang ditemukan di Jakarta |
- ·
Prasasti Tugu, dipahatkan
pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding
dengan prasasti Tarumanegara yang lain. Prasasti ini menceritakan tentang
kedermawanan Raja Purnawarman yang mengurbankan 1000 ekor sapi untuk brahmana.
0 komentar:
Posting Komentar