You are awesome.

Senin, 27 April 2015

Pergerakan Nasional di Indonesia

Pergerakan Nasional Indonesia mempunyai pengertian sebagai berikut.

a.Pergerakan

Maksud dari “pergerakan” di sini meliputi segala macam aksi dengan menggunakan “organisasi modern” untuk menentang penjajahan dan mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota, dasar dan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan organisasi modern ini menunjukkan adanya perbedaan dengan yang terjadi sebelumnya, yakni perjuangan dalam melawan penjajah sebelum tahun 1908.

b.Nasional

Istilah “nasional”  menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua aksi dengan organisasi modern yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural. Adapun tujuannya adalah melawan penjajahan untuk digantikan dengan kekuasaan yang dipegang oleh bangsa Indonesia sendiri. Istilah Nasional dalam hal ini oleh Sartono Kartodirdjo (1990) diartikan sebagai kata sifat dari suatu “nation” yang menunjukkan kumpulan individu-individu yang dipersatukan oleh ikatan politik, bahasa, kultural dan sebagainya.

c.Indonesia

Nama “Indonesia” yang digunakan berfungsi sebagai simbolis di dalam sejarah pergerakan nasional dan dengan makin majunya pergerakan nasional, maka sebutan “Indonesia” merupakan keharusan. Berdasarkan keterangan di atas  dapat mengerti bahwa Sejarah Pergerakan Nasional adalah bagian dari Sejarah Indonesia yang meliputi kurun waktu sekitar 40 tahun, yakni dimulai sejak lahirnya Budi Utomo  sebagai organisasi nasional yang pertama sampai dengan terbentuknya bangsa Indonesia 1945 yang ditandai oleh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa Sejarah Pergerakan Nasional sebagai fenomena historis adalah hasil dari perkembangan faktor ekonomi, sosial, politik, kultural dan religius dan di antara faktor-faktor itu saling terjadi interelasi (saling terkait).

Sejarah Pergerakan Nasional  yang dimulai dari berdirinya Budi Utomo (BU) sampai dengan mencapai kemerdekaan 1945, dapat dibagi menjadi beberapa masa, yakni :

1)Masa Awal Perkembangan, yang ditandai dengan berdirinya organisasi seperti : Budi Utomo (BU), Sarekat Islam ( SI), dan Indische Partij ( IP).

2)Masa Radikal, ditandai dengan berdirinya Partai Komunis Indonesia ( PKI), Partai Nasional Indonesia ( PNI) dan Perhimpunan Indonesia ( IP).

3)Masa Bertahan, ditandai dengan berdirinya Fraksi Nasional, Petisi Sutardjo, dan Gabungan Politik Indonesia ( GAPI).

 Latar Belakang

Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa di Benua Asia saat itu. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut:

a.Faktor Intern

1)Adanya penjajahan yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan, sehingga menimbulkan tekad untuk menentang penjajahan tersebut.

2)Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau, seperti  zaman Sriwijaya dan Majapahit.

3)Munculnya kaum intelektual yang kemudian menjadi pemimpin pergerakan nasional.

b.Faktor Ekstern

1)Adanya  All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India.

2)Adanya Gerakan Turki Muda 1908 di Turki.

3)Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905), yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa – bangsa Barat.

4)Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti: liberalisme, demokrasi, nasionalisme; yang kesemuanya mempercepat lahirnya Nasionalisme Indonesia.

source: http://hikmat.web.id/sejarah-kelas-xi/latar-belakang-lahirnya-pergerakan-nasional-indonesia/

     Belanda telah menjajah tanah nusantara sejak tahun 1596, terus mengeruk sumber daya alam maupun manusia di Indonesia, menindas rakyat pribumi, mencuri kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada akhir abad ke-19, Van Deventer mengkritik keadaan itu melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. Van Deventer antara lain menyatakan bahwa kemakmuran Belanda diperoleh berkat kerja dan jasa orang Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa Belanda sebagai bangsa yang maju dan bermoral harus membayar utang budi kepada bangsa Indonesia. Caranya adalah dengan menjalankan Politik Balas Budi atau dikenal dengan sebutan Politik Etis. Politik Etis yang diusulkan Van Deventer berisi tentang berbagai perbaikan, 3 hal yang amat mencolok yaitu dalam bidang irigasi (pengairan), emigrasi (perpindahan), dan edukasi (pendidikan). 
     Akan tetapi pelaksanaannya tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah. Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk pribumi.
     Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Kaum cerdik inilah yang kemudian menjadi "anak macan memakan induknya" bagi Belanda, karena kaum tersebut mengembalikan semangat rakyat Indonesia pentingnya arti kemerdekaan. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20 dengan mendirikan bermacam-macam organisasi.Lahirlah tokoh-tokoh yang luar biasa dalam pergerakan nasional......................
Berikut tokoh-tokoh yang luar biasa tersebut:


1. Dr. Soetomo (lahir di Ngepeh, Nganjuk, 30 Juli 1888, wafat Surabaya, 30 Mei 1938) adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia. Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di STOVIA, School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Jakarta. Bersama kawan-kawan dari STOVIA inilah Soetomo mendirikan perkumpulan yang bernama Budi Utomo, pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911, ia bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1917, Soetomo menikah dengan seorang perawat Belanda. Pada tahun 1919 sampai 1923, Soetomo melanjutkan studi kedokteran di Belanda. Pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesian Study Club di Surabaya.
Tanggal 30 Mei 1938, bangsa Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Sutomo wafat setelah berbuat banyak bagi bangsanya. Untuk mengenang jasanya, Sutomo dimakamkan di Gedung Nasional Bubutan, Surabaya. Dan pada tahun 1961, Sutomo dikukuhkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.



2. Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah tokoh yang merupakan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia pada saat zaman penjajahan. Tokoh yang terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan kepada kaum pribumi untuk mengecap indahnya bangku pendidikan. Selain itu beliau juga turut serta dalam pendirian Budi Utomo. Hari Kelahirannya, yakni pada tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan. Selain menjadi tokoh pergerakan nasional, beliau juga menjadi tokoh pendidikan Indonesia. Tanpa beliau, bangsa kita tidak akan pernah menikmati indahnya masa-masa sekolah dan mengenyam pendidikan.


3. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker. Tokoh ini masih juga berdarah Indonesia. Namun tidak sepenuhnya. Tetapi keberadaanya bagi Indonesia sangat bermakna. Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang didirikan bersama dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, Nationale Indische Partij merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik. Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.



4. Dr. Cipto Mangunkusumo. Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam De Express yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut membuat beliau semakin intens melakukan perjuangan.


5. H. Agus Salim. Agus salim adalah seorang diplomat ulung, orator, penulis, filsuf, ulama dan ahli bahasa. Ia menguasai sembilan bahasa asing. ( saya merokemen anda untuk membaca artikel yang sangat bagus ini untuk pengetahuan tentang H. Agus Salim lebih jauh : http://www.anneahira.com/gambar-tokoh-pergerakan-nasional.htm )



6. Raden Ajeng Kartini. Beliau lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil tidak berani melawan orang tuanya, maka beliau mengisi waktunya dengan membaca buku yang kemudian menjadi hobinya. Kemudian timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda, ia juga mengkritisi kolonial Belanda. Setelah menikah, ia mendirikan sekolah wanita.


7. Prof. Mohamad Yamin, SH. Moh. Yamin muda memiliki rasa nasionalisme yang sangat besar. Hal itu dibuktikannya dengan bergabung pada organisasi Jong Sumatranen Bond (JBS) serta Indonesia Muda. Moh. Yamin sering mengkritik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Karena keberanian dan kritikannya yang sangat tajam, maka Belanda mencabut beasiswa yang diberikan kepadanya. Namun, Moh. Yamin tidak gentar menghadapinya. Pidato dan kritikan tajam serta ajakannya untuk bersatu melawan penjajah, dikemukakannya pada Kongres Pemuda II di Jakarta. Dalam Kongres Pemuda II di Jakarta, Mohammad Yamin menjabat sebagai sekretaris panitia kongres.
Menjelang kemerdekaan, Mr. Moh. Yamin aktif dalam BPUPKI. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Moh. Yamin menyumbangkan pemikirannya tentang dasar negara untuk Indonesia merdeka dalam sidang BPUPKI. Ia juga terlibat dalam Panitia Sembilan di BPUPKI. Mr. Moh. Yamin bahkan yang memberi nama hasil rumusan dasar negara yang dihasilkan Panitia Sembilan dengan sebutan Jakarta Charteratau Piagam Jakarta. Kemudian beliau aktif dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).


8. H. Oemar Sahid Cokroaminoto. Beliau adalah pendiri Sarekat Islam yang terkenal pandai berpidato dan memberikan pengaruh terhadap generasi-generasi muda.Sempat bekerja sebagai juru tulis di Ngawi sebelum pindah ke Surabaya untuk bekerja di sebuah perusahaan dagang. Aktivitasnya dalam dunia politik dimulai ketika bergabung dalam organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1912. Atas usulnya, SDI berubah menjadi partai politik yang bernama Sarekat Islam (SI). Di SI, Cokroaminoto menjadi komisaris dan kemudian ketua partai. Sebagai wakil SI dalam Volksraad, bersama Abdul Muis, tanggal 25 November 1918 mengajukan Mosi Cokroaminoto yang menuntut Belanda untuk membentuk parlemen dari dan oleh rakyat.


source: http://sejarahramona.blogspot.com/
             http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ra-kartini.html
         https://anakaseliindonesia.wordpress.com/2012/10/25/pahlawan-pahlawan-pergerakan-nasional-indonesia/
         https://ayaelectro.wordpress.com/2008/05/27/10-tokoh-kebangkitan-nasional/
         http://www.tuanguru.com/2012/11/biografi-singkat-H.O.S-Cokroaminoto.html

Jika aku menjadi...............
Jika aku berada pada masa pergerakan nasional, aku akan bergabung di rumah HOS Cokroaminoto, berkumpul dengan orang-orang hebat, pemukiman multi-etnik yang kemudian menjadi tempat para kaum terpelajar saling transfer pemikiran-pemikiran dan ide-ide untuk memajukan bangsa Indonesia. Pasti senang rasanya bergabung dengan Soekarno, Agus Salim, Cipto Mangunkusumo. Jika disuruh memilih akan berkecimpung dalam organisasi apa, ya mungkin jawabanku adalah Sarekat Islam yang didirikan oleh HOS Cokroaminoto. Beliau tokoh yang hebat, menginspirasi. Beliau mencetuskan Sarekat Dagang Islam berubah menjadi  Sarekat Islam. Karena, benar juga sih, menurut beliau 'kan 'mengapa hanya di bidang ekonomi?' yang pada kenyataannya, pergerakan 'kan bisa dari segala arah, tidak hanya ekonomi saja. SI kemudian mampu bersaing dengan organisasi Budi Utomo yang didirikan lebih dulu.

Sekian, Wassalamualaikum :)

Jumat, 24 April 2015

Kongsi Dagang Inggris dan Belanda di Indonesia

Kongsi Dagang Belanda di Indonesia


     Kongsi dagang Belanda di Indonesia bernama Verenigde Oost indische Compagnie atau yang biasa dikenal dengan VOC. Kongsi dagang yang lebih dikenal dengan singkatannya VOC ini merupakan gabungan perusahaan-perusahaan dagang Belanda untuk perdagangan di Hindia Timur. Kongsi dagang ini didirikan di Amsterdam pada tahun 1602. Tujuan pendiriannya untuk memonopoli perdagangan pada saat itu, ketika terjadi perlombaan dan perebutan hegemoni perdagangan terutama perdagangan rempah-rempah dari Timur (termasuk Indonesia) di antara penjajah Barat, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis, dan Belanda.
     VOC didirikan karena terjadi persaingan dan permusuhan di kalangan para pedagang Belanda, sehingga apabila tidak dilakukan pencegahan dapat membawa bencana dan malapetaka. Atas prakarsa Johan van Oldenbarneveldt, seorang tokoh dan negarawan Belanda, para pedagang Belanda tersebut dikumpulkan dalam suatu organisasi. VOC atau lebih dikenal dengan sebutan Kompeni, Kompania Belanda, dibentuk sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan secara monopoli antara Asia dan Belanda. Para pedagang Belanda yang hendak berdagang di Asia harus bergabung dalam VOC melalui pembelian saham atau membeli barang di pusat pelelangan di negeri Belanda, dengan komoditi utamanya rempah-rempah.
     Latar belakang pendirian VOC tidak terlepas dari perundingan alot antara Staten Generaal (Dewan Perwakilan) yang diwakili oleh pengacara Holland yang tangguh dan terkenal, Johan van Oldenbarneveldt, dan para pengurus perusahaan dagang Holland dan perusahaan Zeeland yang telah terbentuk antara tahun 1596 dan 1602 untuk berdagang di Kepulauan Hindia Timur. Pada tahap genting dalam perundingan yang diselenggarakan tanggal 15 Januari 1602 itu, Oldenbarneveldt mendapat tanggapan positif dari penguasa, Pangeran Maurits. Dengan demikian terbentuklah VOC dengan hak-hak yang dimilikinya.
     Pada awal keberadaannya di Indonesia (Hindia Belanda), VOC tidak lain adalah sebuah kongsi dagang. Perdagangan bangsa Belanda di Indonesia dan di Asia pada umumnya tidak berbeda dari perdagangan bangsa-bangsa lainnya. VOC merupakan kongsi dagang di antara kongsi dagang lain milik bangsa Gujarat, Iran, Turki, Tionghoa, dan Indonesia sendiri. Sebagai serikat dagang, VOC diberi hak-hak dan kekuasaan yang istimewa oleh Pemerintah Belanda, antara lain:
1) Mendapat hak monopoli perdagangan di daerah antara Tanjung Harapan (ujung selatan benua Afrika) dan Selat Magelhaen (ujung selatan benua Amerika)
2) Boleh mengadakan perjanjian-perjanjian dengan raja-raja atau kepala-kepala pemerintahan negeri
3) Boleh mempunyai serta memelihara Angkatan Perang sendiri
4) Boleh mengumumkan perang dan mengadakan perjanjian-perjanjian perdamaian
5) Boleh mengangkat pegawai-pegawai yang dibutuhkan
6) Boleh membuat mata uang sendiri.
     Organisasinya lebih stabil dan sesuai dengan urusan dagang, diangkat satu pembesar yang berkuasa untuk mengambil segala keputusan di daerah yang sangat jauh, dan sumber keuangannya besar dan konstan. Faktor-faktor inilah yang membuat VOC mampu menjegal EIC dalam memperebutkan monopoli rempah-rempah.
     Di negeri Belanda VOC dipimpin oleh tujuh belas orang pemilik kekuasaan (bewindhebbers) yang sering disebut "De Heren Zeventien" artinya Tuan-tuan Yang Tujuhbelas orang. Bagi VOC, kedudukan Batavia semula hanya sebagai pangkalan untuk menyuplai kapal-kapal dalam perdagangan rempah dengan makanan, air, juga perbaikan. Loji VOC pertama kali didirikan di Banten. Karena pihak Banten dianggap terlalu sewenang-wenang dalam memungut bea cukai maka Jaques I'Hermite (presiden perwakilan dagang Kompeni Belanda di Banten) berniat memindahkan factorij-nya ke Jayakarta. Dalam kepemimpinan Gubernur Jenderal Coen, wilayah VOC di Jayakarta dulu hanya meliputi kota bawah. Dari tahun 1619, VOC tetap mempertahankan dominasi atas kota ini sampai anggaran dasarnya tidak diperpanjang lagi oleh pemerintah Belanda pada tahun 1799. Mereka mulai membangun tembok kota lama (1620 dan 1640), kastil pertama (1619), dan mengganti kastil dengan yang lebih besar (1627). Benteng ini menjadi pertahanan bagi Belanda dari serangan Mataram, Kesultanan Banten, para bandit (budak pelarian), serdadu bayaran dan dari hewan liar.
     VOC terus mengembangkan kongsi dagangnya. Sejak tahun 1619, VOC mendirikan tiga buah pangkalan di Indonesia, yakni di Jayakarta, Ambon, dan Banda. Pada saat terjadi kemerosotan perdagangan di kota-kota pesisir Jawa, VOC dengan cepat memanfaatkan kesempatan ini, VOC mengkonsentrasikan kegiatan perdagangannya di Jayakarta, sehingga kota tersebut cepat berkembang menjadi bandar terpenting di Jawa. Dengan makin majunya perdagangan di Jayakarta, VOC yang sebelumnya berdagang di Asia (India, Burma, Siam, dan Tiongkok) mulai memusatkan perhatiannya ke Jawa. Meskipun demikian perdagangan di negeri-negeri lainnya di Asia masih tetap dilakukan tapi tidak menjadi prioritas utamanya. Di Indonesia terutama di Jawa, Ambon, dan Banda dijadikan pusat perhatian VOC. Dengan menjalankan politiknya lebih teratur terutama politik monopoli dagangnya.
     Tahun 1626 ditetapkan teori perdagangan terbuka dengan Pantai Coromandel yang merupakan usul dari JP. Coen. Tetapi untuk perdagangan yang bebas kepada swasta perseorangan di Jakarta dikeluarkan larangan pada tahun 1627. Untuk perdagangan di lingkungan sendiri yakni koloni-koloni dari Belanda ditentukan pada tahun 1630, dimana adanya keharusan memiliki surat izin dari gubernur jenderal. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van Imhoff diadakan suatu pembaharuan sistem politik Kompeni yang tradisional yakni mengajukan adanya pemasukan koloni-koloni untuk pertanian. Pada tahun 1627 sudah banyak tempat-tempat pasar terbuka disepanjang sungai-sungai. Keberadaan orang-orang Cina pun ikut meramaikan perkembangan Jakarta sebagai pusat perdagangan dan politik Kompeni Belanda, meskipun kunci perekonomian dan perdagangan tersebut ada pada VOC.
     Pada tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. Dengan direbutnya Malaka, kedudukan VOC semakin kuat karena daerah ini dapat dijadikan pangkalan angkatan lautnya. Dari Malaka, VOC mengadakan pengawasan terhadap jalannya perdagangan di Selat Malaka. Segala arus perdagangan Malaka disalurkan ke Batavia, sehingga kota itu menjadi bandar yang semakin ramai. Setelah berhasil merebut Malaka tahun 1641, VOC memusatkan perdagangannya di Indonesia.
Di balik kemegahan kekuasaannya, VOC ternyata memikul banyak utang. Biaya untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dan korupsi menyebabkan VOC tidak mampu lagi memikul beban utang tersebut. Para pengkritiknya memperolok VOC sebagai kependekan dari Vergaan Ondeer Corruptie atau "runtuhnya karena korupsi". Akhirnya VOC meminta bantuan kepada pemerintah Belanda. Pada akhir abad ke-18 VOC mengalami kebangkrutan dan keruntuhan, akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 dibubarkan. Segala milik dan utang VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799.

source: http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3489/Verenigde-Oost-indische-Compagnie


Kongsi Dagang Inggris di Indonesia.


     Seperti tercatat dalam sejarah, Indonesia pernah berada dalam jajahan Inggris. Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris Namun, sebelum perjanjian Tuntang ini, sebenarnya Inggris telah datang ke Indonesia jauh sebelumnya. Perhatian terhadap Indonesia dimulai sewaktu penjelajah F. Drake singgah di Ternate pada tahun 1579. 
     Selanjutnya ekspedisi lainnya dikirim pada akhir abad ke-16 melalui kongsi dagang yang diberi nama East Indies Company (EIC). EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada Inggris sampai di Banten dan berhasil mendirikan Loji disana. Pada tahun 1904, Inggris mengadakan perdagangan dengan Ambon dan Banda, tahun 1909 mendirikan pos di Sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar (kerajaan Gowa), dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia (jakarta).
     Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengusir orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi Ambon Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan perhatiannya ke daerah lainnya di Asia tenggara, seperti Singapura,  Malaysia, dan Brunei Darussalam sampai memperoleh kesuksesan. Inggris kembali memperoleh kekuasaan di Indonesia melalui keberhasilannya memenangkan perjanjian Tuntang pada tahun 1811. 
     Selama lima tahun (1811 – 1816), Inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di Indonesia. Sejak saat itu kedatangan Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia.
     Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama. Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. 
     Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka. Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia.
    Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.

source: http://umieee008.blogspot.com/2013/09/tujuan-bangsa-inggris-masuk-ke-indonesia.html


Kamis, 09 April 2015

untuk kau, aku bingung harus berdo'a apa lagi.

kau pikir aku ini apa. seenaknya saja mulutmu itu bicara, seenaknya saja menyakiti hati. hati-hati, kau menzhalimi seseorang. hati-hati, masalah sepele buatmu bisa jadi murka bagi-Nya. kau tinggal tunggu saja. maaf, aku pun bingung harus mendoakan yang baik untukmu atau mendoakan agar Dia segera membalasmu. agar kau kapok, agar kau sadar dengan cepat. kau kira dunia ini akan terus mengekangmu? kau salah, KAU YANG MENGEKANG DIRIMU SENDIRI. dengan perasaanmu yang terus tidak mau terkalahkan, dengan sifatmu yang tidak bersyukur. sekali lagi, hati-hati, kau menzhalimi dirimu sendiri.

Sabtu, 04 April 2015

LAMBANG DAN BENDERA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA



Lambang Kesultanan Samudera Pasai

Bendera Kesultanan Aceh

Lambang Kesultanan Aceh

Bendera Kesultanan Cirebon

Lambang Kesultanan Cirebon

Bendera Kerajaan Banten

Lambang Kesultanan Makassar

Bendera Kesultanan Gowa-Tallo

Bendera Kesultanan Ternate

Lambang Kesultanan Ternate

Bendera Kerajaan Bone

Bendera Kesultanan Tidore

Lambang Kesultanan Tidore


SEKIAN...
SUMBER SETIA: Google Images :)