You are awesome.

Senin, 10 Agustus 2015

Kemerdekaan Indonesia adalah Hasil Perjuangan Indonesia, bukan Pemberian Jepang

     Jepang yang terkenal akan anime dan teknologinya yang canggih memang patut diacungi jempol. Tidak jarang remaja Indonesia atau bahkan di dunia, mengagumi Jepang beserta karya-karyanya, dari mulai manga, fashion mode, sampai teknologi canggihnya seperti automotif dan berbagai jenis robot. Jepang berhasil membangun kembali negaranya dari 0 dan melakukan Politik Isolasi yang merupakan kebijakan menutup diri dari negara-negara barat. Kebijakan Sakoku ini ditetapkan oleh Shokun Tokugawa pada tahun 1639. Jepang melepaskan hubungan bilateral maupun multilateralnya dengan negara-negara barat. Namun pada tahun 1854, Comodor Perry datang ke Jepang dengan "Kapal Hitam"nya dan didesaklah Jepang untuk menandatangani Perjanjian Kanagawa. Perjanjian tersebut berisikan kesediaan Jepang untuk membuka pelabuhan-pelabuhannya untuk kapal-kapal dari Amerika. Perjanjian itulah yang menjadi akhir dari Politik Isolasi yang telah berjalan selama 200 tahun. 
     Melihat Amerika yang maju, Jepang merasa ketinggalan dan kemudian menyadarkan Meiji untuk mewujudkan Restorasi Meiji yang menjadi awal era modern Jepang. Meiji mengutus beberapa pejabat Jepang ke Amerika Serikat dan Eropa untuk mempelajari seluk-beluk kemajuan barat serta ideologi yang mendasari kemajuan itu. Misi itu disebut dengan Misi Iwakura. 
Semenjak menjalani misi iwakura, Jepang menjadi ambisius untuk melakukan pertumbuhan negaranya. Jepang kemudian menjadi negara yang imperialis. Jepang membutuhkan 3 hal untuk pertumbuhannya dan melawan sekutu/allinace dalam perang pasifik, yakni:  
1.     pasokan bahan mentah yang stabil
2.     pelayaran yang aman
3.     pasar bagi hasil industri-industrinya
     Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendarat di Tarakan, KalTim. Mengapa Tarakan? Karena Jepang ingin menguasai tanaman jarak yang ada di tarakan untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk kepentingan perangnya. Sampailah Jepang menguasai seluruh Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942 yang ditandai dengan Perjanjian Kalijati, 8 Mar 1942, Belanda menyerahkan Indonesia pada Jepang. Dengan membebaskan Indonesia dari jajahan Belanda, masyarakat Indonesia amat senang dan membuat mereka beranggapan positif kepada Jepang. Jepang pun berhasil menarik simpatik masyarakat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan.
     Dalam menguasai Indonesia, Jepang tidak hanya menguasai sumber daya alam dan daratan, tetapi juga memanfaatkan masyarakat Indonesia untuk dijadikan sebagai alat pembantu pekerjaan mereka. Jepang membentuk berbagai macam organisasi semi maupun resmi militer yang beranggotakan pria maupun wanita Indonesia. Tidak hanya itu, Jepang juga memberlakukan kerja paksa seperti yang dilakukan oleh barat, kerja paksa ini dinamakan Romusha. 
Berikut organisasi semi-militer yang dibentuk Jepang:
1.     Seinendan - Barisan Pemuda yang dibentuk untuk mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Organisasi ini berisikan pemuda kurung usia 14-22 tahun,
2.     Keibodan - Barisan Pembantu Polisi yang dibentuk bersamaan dengan Seinendan yang ditempatkan langsung dibawah pengawasan polisi. Di Sumatera, organisasi ini disebut Bogodan, sedangkan di Kalimantan, organisasi ini disebut dengan Borneo Konan Hokokudan.
3.     Gakukotai - Barisan/ Laskar Pelajar.
4.     Jibakutai - Pasukan Berani Mati.
5.     Seinentan - Barisan Pemuda.
6.     Fujinkai - Barisan Wanira yang berisikan wanita Indonesia yang dilatih juga dalam kemiliteran untuk ikut memperkuat pertahanan. Para wanita ini pun ditugaskan untuk mengumpulkan perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan.
7.     Syusintai - Barisan Pelopor yang dibentuk pada tanggal 1 November 1944 dengan pemimpin Ir. Soekarno. Organisasi ini berfungsi dalam memanfaatkan kesempatan untuk menanamkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda.
Sedangkan organisasi militer yang dibentuk Jepang, yakni:
1.     Heiho - Pembantu Prajurit Jepang yang ditempatkan dalam AD maupun AL untuk membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya/ Pasifik. Tidak hanya pelatihan militer, pemuda Indonesia yang tergabung dalam Heiho juga diberikan ilmu keterampilan mengendalikan senjata, pesawat, dan tank. 
2.     PETA - Pembela Tanah Air yang kemudian menjadi cikal bakal Tentara Negara Indonesia.
     Pak Erwin, guru Sejarah Indonesia di sekolah saya menanyakan, "Jadi, menurut kalian, kemerdekaan Indonesia itu hasil pemberian Jepang atau hasil perjuangan Indonesia sendiri?" 
Berdasarkan buku yang saya baca, buku pelajaran Sejarah Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga, dengan yakin, maka jawaban saya...
     "Tidak, kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian Jepang melainkan perjuangan Indonesia sendiri. Memang Jepang memberikan janji kemerdekaan, namun, janji yang diberikan itu tanggal 24 Agusutus 1945. Janji tersebut diucapkan oleh Jenderal Terauchi yang mengundang Ir. Soekarno, Dr, Moh. Hatta dan Drs. Radjiman Wedyodiningrat ke markas pusat Jepang di Dalat, Vietnam pada tanggal 7 Agustus 1945. Janji itulah yang kemudian membuat Soekarno dan para golongan tua lainnya bersikukuh untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945 pada saat golongan muda bersemangat dan mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasaikan kemerdekaan. Bagaimana bisa golongan muda mendesak para golongan tua untuk melakukan hal tersebut? Bisa saja, karena golongan muda telah mendengar siaran dari radio British Broadcasting Corporation (BBC) tentang berita bahwa Jepang akan menyerah pada sekutu dikarenakan 2 bom yang dijatuhkan sekutu  di atas 2 kota Jepang, yakni Hiroshima (7/08/45) dan Nagasaki (9/08/45). Namun, saat didesakpun Soekarno memiliki pertimbangan, yakni:
1.     belum ada kepastian Jepang sudah kalah dan menyerah pada sekutu. Beliau khawatir jika memproklamasikan kemerdekaan tanpa restu Jepang malah akan memicu pertumpahan darah.
2.     waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan adalah sesuai dengan yang dijanjikan Jepang (24/08/45), maka beliau menunggu keputusan dari PPKI yang merupakan lembaga bentukan Jepang.
     2 pertimbangan itulah yang kemudian membuat golongan muda menganggap bahwa Soekarno-Hatta telah tunduk pada campur tangan Jepang. Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo pergi ke kediaman Mayjen Yamamoto, kepala pemerintahan militer Jepang di Indonesia, untuk mengonfirmasikan apakah benar Jepang sudah menyerah pada sekutu. Namun ternyata Yamamoto tidak ada di kediamannya. Pergilah mereka ke kediaman Laksamana Maeda yang kemudian Laksamana Maeda membenarkan berita tersebut dan mempersilakan PPKI untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan kemerdekaan. Maka para golongan tua pun berencana untuk mengadakan rapat PPKI pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 10.00. Namun, golongan muda tetap bersikeras dalam mendesak golongan tua. Dilakukanlah "penculikan" Soekarno-Hatta pukul 04.00 dan dinamai Peristiwa Rengasdengklok, karena mereka diasingkan ke Rengasdengklok. Disana, terjadi perdebatan antara Wikana (perwakilan gol.muda) dan Achmad Soebardjo (perwakilan gol.tua) yang kemudian berakhir dengan kesepakatan "proklamasi dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945". Dengan kesepakatan itulah akhirnya seluruh tokoh kembali ke Jakarta meskipun rapat PPKI dibatalkan. Mereka mempersiapkan naskah proklamasi. Pada tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya, Indonesia merdeka dan bebas dari penjajahan manapun atas perjuangannya sendiri."


Sekian, terimakasih. :)

1 komentar:

  1. Simak info berita terupdate, terhangat nasional dan internasional selebritis, politik, bola, moto GP, teknologi, otomotif gaya hidup terkini di indonesia hanya di sini berita terkini

    BalasHapus