You are awesome.

Selasa, 23 Juni 2015

Si Gundah

Kuperhatikan guratan wajahnya. 'Kamu kenapa?', ia membisu. Duh, aku yakin, pasti dia merindukan orang itu lagi. 'Sudahlah, orang kaya dia gak pantes kamu kangenin', kali ini alisnya naik. 'Ah, kamu sih gak ngerasain', begitu jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di atas bahuku. Hah, tidak lelah kah ia memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkannya? Tidak lelah kah ia menaruh rasa rindunya pada orang yang tidak rindu padanya? Tidak lelah kah ia bersedih sementara yang difikirkan malah berbahagia? Tanpanya.
Hah, basi.

Senin, 08 Juni 2015

Gone, Gone, Gone

by Phillip Phillips

When life leaves you high and dry
I'll be at your door tonight if you need help, if you need help
I'll shut down the city lights,
I'll lie, cheat, I'll beg and bribe to make you well, to make you well
When enemies are at your door I'll carry you away from war
If you need help, if you need help
Your hope dangling by a string
I'll share in your suffering to make you well, to make you well
Give me reasons to believe that you would do the same for me
And I would do it for you, for you
Baby I'm not moving on
I'll love you long after you're gone
For you, for you
You will never sleep alone
I'll love you long after you go
And long after you're gone gone gone
When you fall like a statue
I'm gon' be there to catch you
Put you on your feet, you on your feet
And if your well is empty
Not a thing will prevent me
Tell me what you need, what do you need
I surrender honestly
You've always done the same for me
So I would do it for you, for you
Baby I'm not moving on
I'll love you long after you're gone
For you, for you
You would never sleep alone
I'll love you long after you're gone
And long after you're gone gone gone
You're my back bone, you're my cornerstone
You're my crutch when my legs stop moving
You're my headstart, you're my rugged heart
You're the pulse that I've always needed
Like a drum baby don't stop beating
Like a drum baby don't stop beating
Like a drum baby don't stop beating
Like a drum my heart never stops beating
For you, for you
Baby I'm not moving on
I'll love you long after you're gone
For you, for you
You would never sleep alone
I'll love you long after you're gone
For you, for you
Baby I'm not moving on
I'll love you long after you're gone
For you, for you
You would never sleep alone
I'll love you long, long after you're gone
Like a drum baby don't stop beating
Like a drum baby don't stop beating
Like a drum baby don't stop beating
Like a drum my heart never stops beating for you
And long after you're gone gone gone
I love you long after you're gone gone gone

Senin, 01 Juni 2015

Kali ini Bukan Pelajaran Sekolah

Alhamdulillah, ada kesempatan menulis lagi di blog ini. Rasanya senang sudah melewati beberapa kertas LJK dan senang karena tangan tidak lagi lelah hanya karena membulatkan pilihan jawaban, kebal sudah. Malam ini, tepatnya 1 Juni, saya akan menulis, bercerita sedikit tentang apa yang merasuki pikiran saya, sebulan belakangan. Bertanya-tanya sendiri, hanya dalam hati. Berdesir hati saat bergumam. Kelu rasanya kalau dituangkan secara lisan. Terlalu rumit.
Saya terus bertanya “mengapa?”, ke beberapa teman saya, yang saya anggap bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Mau tau pertanyaannya? Ah, rahasia, nanti juga bisa menebak apa pertanyaannya. Toh, sekarang saya akan menjawab pertanyaan saya sendiri. Seperti kata guru saya, “sebenarnya kalau kamu bertanya tentang opini, kamu sudah punya jawaban sendiri, kan?”. Ah ya, gotcha.
Saya kira semua orang tua sama. Hm, spesifiknya, semua orang tua menyayangi anaknya. Ah, rasanya kata sayang di sini terlalu universal. Saya kira, semua orang tua memperhatikan, mendidik, dan mencintai anaknya, just like my parents do. Saya mulai paham, ketika melihat lagi lebih jauh, memberi perhatian lebih luas secara tidak langsung. Saya melihat teman-teman saya, yang sejatinya memang dari berbagai daerah, berbagai keluarga, dan berbagai pula karakternya.
Menurut pelajaran yang saya pelajari, tepatnya sosiologi, ada 2 pola sosialisasi keluarga, yakni partisipatoris dan represif. Partisipatoris menekankan hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis, saling bertukar pandangan, dan orang tua melakukan pengawasan dengan cara yang membuat anak merasa nyaman, tidak telalu strike dan membuat anak ingin memberontak atau malah melakukan kekerasan seperti pola represif. Hah, saya beruntung punya sedikit ilmu tentang sosialisasi, alhamdulillah. Keluarga yang notabenenya memang menjadi media sosialisasi primer, seharusnya menjalankan sosialisasi itu dengan baik. Karena, bagaimanapun juga sosialisasi primerlah yang menjadikan seorang anak merasa diakui di dalam lingkungannya. Keluarga seharusnya sebagai media pertama yang menerapkan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat kepada anak. Apalagi dalam play stage atau tahap bermain dalam masa pembentukkan kepribadian. Dalam tahap tersebut, seorang anak perlu diterapkan nilai dan norma yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat agar tercipta masyarakat yang harmonis tanpa penyimpangan sosial yang diakibatkan oleh kurang atau bahkan salah sosialisasi.
Setiap orang tua memang memiliki cara masing-masing dalam mendidik anaknya. Apapun akan dilakukan untuk membuat anaknya senang. Ya, asalkan anaknya senang. Meskipun keadaan ekonomi memaksa atau kesehatan yang datang dan pergi. Ah, sayangnya orang tua seperti itu. Memanjakan anaknya tanpa memberi tahu kepada anaknya apa yang sebenarnya dialami. Tetap membelikan barang-barang branded yang jelas sekali mahalnya dengan kartu kredit atau berusaha meminjam uang teman atau malah mengais-ngais belas kasihan dari keluarga terdekat. Duh, sungguh disayang anak itu. Tapi, entah, menurut saya itulah hal yang amat memprihatinkan.
Menurut saya, seorang anak harusnya dibiasakan dengan keadaan sederhana. Jika memang dari keluarga kaya, ingatkan juga kepada si anak, bahwa roda akan terus berputar, tidak selamanya yang kaya akan menjadi kaya. Lagipula, terkadang kekayaan bisa menjadi cobaan. Cobaan ketika memiliki banyak harta sedangkan tetangga di sebelah rumah sedang menahan lapar dengan puasa. Cobaan ketika memiliki banyak harta dan berjalan dengan angkuhnya mengangkat dagu atau berdiri tegak dengan tangan di pinggang. Cobaan.

Sudah jam 10._. Lanjut besok yaJ